Imajinasi Dan Inspirasi

3 03 2009

Banyak orang yang mencoba mencoba menyimpulkan defenisi hasil foto yang baik dan benar itu seperti apa. Saya pribadi menyukai pendapat bahwa hasil foto yang benar adalah foto yang sesuai dengan apa yang diinginkan sang Fotografer. Jadi, seorang foto grafer dituntut untuk memiliki visi mengenai hasil foto yang diinginkannya.

Visi yang disebutkan di atas, umumnya dituangkan dalam bentuk konsep. Konsep ini dapat berupa skesta, tulisan atau sekedar gambaran didalam benak si Fotografer.

Semua yang saya sebutkan di atas, mungkin terkesan berat dan rumit. Padahal, sebenarnya proses kreatif tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Biarkanlah imajinasi dan daya khayal Anda bermain dengan bebas. Ditambah dengan sedikit latihan. Anda akan melihat hasil foto Anda membaik. Berkreasilah terus dan berbagi kepada pecinta Fotografi.





MUMI PAPUA

28 02 2009
mumi

Kebanyakan orang di dunia mengidentikkan Mumi dengan Mesir karena sejarah Mumi para Firaun di Mesir. Namun demikian, sejarah panjang mumi ternyata ada juga dalam hidup orang Papua.

Salah satu mumi yang sangat terkenal adalah Wimontok Mabel di Desa Yiwika – Kecamatan Kurulu – Kabupaten Jayawijaya yang sudah dikenal para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang mengunjungi kabupaten Jayawijaya karena masyarakat pribumi membuka peluang kepada masyarakat di luar untuk menyaksikannya. Namun untuk melihat mumi-mumi tersebut, para wisatawan harus membayar mahal. Mumi Wimontok Mabel. Ia adalah seorang kepala suku. Wimontok mempunyai arti perang terus. Karena semasa hidupnya ia kepala suku perang yang ahli strategi. Wimontok meninggal akibat usia tua dan memberi wasiat kepada keluarganya agar jasadnya diawetkan. Setiap lima tahun sekali diadakan upacara adat untuk melingkarkan semacam kalung di leher Wimontok. Upacara tersebut disertai pemotongan babi. Lalu lemak dari babi itu dioleskan ke seluruh tubuh mumi. Dari kalung tersebutlah perkiraan umur mumi didapat, yaitu sekitar 382 tahun.

Foto diatas adalah mumi Wimontok Mabel yang dimaksud. Moment ini menjadi kenangan tersendiri bagi saya bisa berpose bersama. Kala itu memang saya sedang melaksanakan KKN Uncen di Desa Yiwika Kec.Kurulu Agustus 2004 silam. Untuk berpose (foto) bersama mumi dikenakan biaya 20.000 per orang. Dalam keadaan mumi tidak dalam masa diadakan upacara adat / Ruwatan (orang jawa bilang) , untuk melihat per-rombongan kita dikenakan biaya sekitar 400 ribu. Tidak tahu untuk saat ini .Cukup mahal memang. Dan yang perlu diingat masyarakat di lembah Baliem sudah lebih pintar dibandingkan beberapa tahun silam, tidak mau dieksploitasi gitu. Untuk itu saran saya datanglah pada bulan Agustus karena banyak acara budaya yang digelar seperti Festival Perang-perangan.





Putra Perdana Photografi

25 02 2009

Melayani :
– Foto & Shooting Wedding (Mantenan), Wisuda, Ultah
– Foto langsung jadi untuk ID / KTP (Digital Printing) super kilat
– Scan, Repro, foto /video editing , Disain Grafis, Cetak Undangan

Contact Person : Mas Tris    Hp.081344603180    YM: trisno_35@yahoo.co.id

Bank Acc.    Bank  Mandiri    :   154-00-9805430-1
Bank  BRI       :  3480-01-019161-53-7
Bank  BNI       :  0089236636





Komunitas Jamer di Kota merauke

25 02 2009

Bagi sebagian orang komunitas Jamer ini sendiri belum banyak diketahui, akan tetapi sebenarnya kalau dilihat keberadaannya sudah cukup lama ada. Melihat latar belakang histories keberadaan komunitas warga jawa yang sudah ada dan mendiami kota merauke dari tahun 1902 sampai dengan sekarang, yang mana pada waktu itu masyarakat Jawa banyak dipekerjakan sebagai pekerja oleh Belanda kala itu.

Dalam perkembangannya, orang-orang Jawa ini kemudian beranak-pinak dan melahirkan keturunan yang lahir dan besar di tanah Animha. Yang unik dari mereka ini kebanyakan tidak bisa berbahasa Jawa sama sekali. Hal inilah yang kemudian lahir istilah “ JAMER” atau lebih dikenal sebagai orang Jawa kelahiran Merauke. Istilah ini pun akhirnya lebih dikenal di masyarakat, karena komunitas jamer ini mendiami dan tersebar hampir sebagian besar kota Merauke. dan menjadi warga kelas dua selain warga asli dari Suku Marind (suku asli Merauke).

Dan kemudian munculah sebutan “ Marin Puanim” bagi komunitas Jawa dan mempunyai derajad yang sama dengan masyarakat asli. Dan dalam perkembangannya sampai saat ini, kumunitas Jawa di Merauke sudah banyak melahirkan keturunan yang lahir dan besar di kota Merauke dan telah banyak memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan kota Merauke. Namun dalam perjalanannya komunitas Jamer merasa akan semakin terpinggirkan oleh komunitas lainnya yang turut serta berperan dalam memajukan kota Merauke dewasa ini. Dengan semakin banyaknya suku lain yang mendiami kota Merauke.

Baca entri selengkapnya »